24 November 2006

Kecintaan dan Ketidakcintaan Allah


Bunga di Situ Gunung

Ada buku teks khutbah yang ditemukan saat membereskan kotak kertas di rumah. Teks khutbah dengan judul “Kecintaan dan Ketidakcintaan Allah “ ini disusun oleh Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja SH. MA. Buku teks (booklet) ini diperoleh ketika menghadiri Shalat ‘Iedul Adha di Masjid Raya Pondok Indah tahun 2006 (1426 H) yang lalu. Kami sekeluarga shalat di sana dalam perjalanan menuju Cikarang.

Berikut ini petikan khutbah Iedul Adha-nya….

Di dalam Al-Quran Allah SWT banyak menggunakan kata yang artinya cinta, senang atau suka. Allah SWT menyebut kata: habbaba, uhibbu, yuhibbu, tuhibbuu, tuhibbuun, mahabbah dan yang senada dengan kata-kata ini sebanyak 83 kali, yang artinya cinta, senang atau suka.

Hal yang tidak dicintai Allah:

“Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang kafir” (Ali ‘Imran 3:32)

“Dan Allah tidak mencintai orang-orang yang zhalim” (Ali ‘Imran 3:57)

“Dan Allah tidak mencintai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al Maaidah 5:64)

“Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang berlebih-lebihan” (Al An’am 6:141)

“Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang sombong (congkak)” (An Nahl 16:23)

“Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri” (An Nisa 4:36 )

Konsekuensi dan sikap tepat cinta kepada Allah adalah menjauhi hal-hal yang tidak dicintai Allah tersebut. Bersikap kufur, zhalim, merusak, berlebih-lebihan, congkak, angkuh, bermegah-megahan diri, adalah sikap-sikap tidak konsisten dan bertentangan dengan pengakuan cinta kepada Allah.

Hal yang dicintai Allah:

“Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan yang membersihkan diri (lahir dan batin)” (Al Baqarah 2:222)

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik” (Al Baqarah 2:195)

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar” (Ali ‘Imran 3:146)

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal” (Ali ‘Imran 3:159)

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersikap adil” (Al Maaidah 5:42)

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taqwa” (Ali ‘Imran 3:76)

Sungguh merupakan sikap yang tepat mencintai yang dicintai oleh Allah. Upaya membersihkan diri lahir batin, berbuat kebaikan, bersikap sabar, tawakkal, adil dan taqwa adalah hal-hal yang dicintai Allah. Berbuat seperti itu adalah konsisten dengan pengakuan cinta kepada Allah.

Kebersihan dan kemesraan hubungan seseorang dengan Allah terletak di satu sisi menjauhi yang tidak disukai Allah, seraya di sisi lain mendakati dan melakukan apa saja yang dicintai Allah.

Booklet yang dibuat oleh panitia Iedul Adha sangat membantu untuk orang yang tidak bisa hadir, atau telat, atau mungkin tidak bisa mendengarkan khutbah karena sistem pengeras suara yang kurang pas, atau juga untuk orang yang hendak membaca kembali khutbah ini di kemudian hari.

Tidak ada komentar: