25 November 2006

Ketulusan Cinta

Pagi hari di Situ Gunung
Acara kantor pekan lalu tidak seperti biasanya, biasanya acara diselenggarakan di hotel, tetapi kali ini acara diselenggarakan dengan berkemah di Situ Gunung. Pada acara tersebut dibahas kembali tentang falsafah Gung Ho, yang kalau tidak salah pembahasannya berdasarkan buku yang ditulis oleh Ken Blanchard dan Sheldon Bowles. Falsafah Gung Ho ini terdiri dari tiga prinsip yang diambil dari alam:
  1. Semangat bekerja seekor tupai (The Spirit of the Squirrel) : pekerjaan yang bermakna. Tupai bekerja keras karena pekerjaannya bermakna: bila tidak mengumpulkan makanan yang cukup, bisa mengalami kematian di musim dingin.
  2. Cara bekerja kawanan berang-berang (The Way of the Beaver): memegang kendali dalam mencapai tujuan. Kawanan berang-berang bekerja tanpa ada yang menjadi bos, masing-masing mengetahui bagian tugasnya.
  3. Hadiah dari seekor burung angsa (The Gift of the Goose): memuji dan merayakan keberhasilan rekan kerja bukan hanya untuk pekerjaan yang besar, tapi juga untuk pekerjaan-pekerjaan yang lain. Kawanan angsa saling memberi semangat untuk mencapai tujuan bersama.

Tentang pelajaran yang diperoleh dari dunia satwa, ada sumber lain yang tak kalah menarik untuk dilihat: pada bulan Ramadhan tahun ini, saya sekeluarga berkunjung ke sebuah mesjid besar di Jakarta untuk melihat suasana berbuka puasa di sana. Kami sekeluarga tidak membawa cukup bekal untuk berbuka, dan sambil menunggu berbuka kami mampir di koperasi masjid di lantai dasar. Selain membeli makanan dan minuman, ada beberapa VCD yang dibeli di sana, diantaranya berjudul Ketulusan Cinta, Pelajaran Indah tentang Cinta dan Pengorbanan di Dunia Satwa. Film ini merupakan bagian dari Harun Yahya series. Versi bahasa Inggrisnya bisa juga di download secara bebas di website Harun Yahya. Film-nya dikemas dengan baik dan pada kesempatan ini Harun Yahya juga membantah kebenaran teori Darwin, tapi fokes saya bukan di sini karena saya tidak mendalami teori Darwin. Film yang disukai oleh anak-anak ini memberikan contoh cinta dan pengorbanan satwa yang menakjubkan …

24 November 2006

Kecintaan dan Ketidakcintaan Allah


Bunga di Situ Gunung

Ada buku teks khutbah yang ditemukan saat membereskan kotak kertas di rumah. Teks khutbah dengan judul “Kecintaan dan Ketidakcintaan Allah “ ini disusun oleh Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja SH. MA. Buku teks (booklet) ini diperoleh ketika menghadiri Shalat ‘Iedul Adha di Masjid Raya Pondok Indah tahun 2006 (1426 H) yang lalu. Kami sekeluarga shalat di sana dalam perjalanan menuju Cikarang.

Berikut ini petikan khutbah Iedul Adha-nya….

Di dalam Al-Quran Allah SWT banyak menggunakan kata yang artinya cinta, senang atau suka. Allah SWT menyebut kata: habbaba, uhibbu, yuhibbu, tuhibbuu, tuhibbuun, mahabbah dan yang senada dengan kata-kata ini sebanyak 83 kali, yang artinya cinta, senang atau suka.

Hal yang tidak dicintai Allah:

“Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang kafir” (Ali ‘Imran 3:32)

“Dan Allah tidak mencintai orang-orang yang zhalim” (Ali ‘Imran 3:57)

“Dan Allah tidak mencintai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al Maaidah 5:64)

“Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang berlebih-lebihan” (Al An’am 6:141)

“Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang sombong (congkak)” (An Nahl 16:23)

“Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri” (An Nisa 4:36 )

Konsekuensi dan sikap tepat cinta kepada Allah adalah menjauhi hal-hal yang tidak dicintai Allah tersebut. Bersikap kufur, zhalim, merusak, berlebih-lebihan, congkak, angkuh, bermegah-megahan diri, adalah sikap-sikap tidak konsisten dan bertentangan dengan pengakuan cinta kepada Allah.

Hal yang dicintai Allah:

“Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan yang membersihkan diri (lahir dan batin)” (Al Baqarah 2:222)

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik” (Al Baqarah 2:195)

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar” (Ali ‘Imran 3:146)

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal” (Ali ‘Imran 3:159)

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersikap adil” (Al Maaidah 5:42)

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taqwa” (Ali ‘Imran 3:76)

Sungguh merupakan sikap yang tepat mencintai yang dicintai oleh Allah. Upaya membersihkan diri lahir batin, berbuat kebaikan, bersikap sabar, tawakkal, adil dan taqwa adalah hal-hal yang dicintai Allah. Berbuat seperti itu adalah konsisten dengan pengakuan cinta kepada Allah.

Kebersihan dan kemesraan hubungan seseorang dengan Allah terletak di satu sisi menjauhi yang tidak disukai Allah, seraya di sisi lain mendakati dan melakukan apa saja yang dicintai Allah.

Booklet yang dibuat oleh panitia Iedul Adha sangat membantu untuk orang yang tidak bisa hadir, atau telat, atau mungkin tidak bisa mendengarkan khutbah karena sistem pengeras suara yang kurang pas, atau juga untuk orang yang hendak membaca kembali khutbah ini di kemudian hari.

13 November 2006

Ustadz Ahmad

Pada akhir Ramadhan 1427 H lalu saya sempatkan untuk bersilaturahmi ke keluarga Pak ustadz Ahmad, guru membaca Al-Quran saya dulu. Pak ustadz Ahmad orang Betawi asli yang telah dengan sabar mengajari saya cara membaca Al-Qur’an dan memperbaiki tajwid hingga lulus SMA. Selain itu beliau juga mengajarkan syair-syair atau pantun sederhana.

Pak ustadz Ahmad telah berpulang ke rahmatullah di bulan Ramadhan tahun yang lalu. Istri beliau menceritakan bahwa pak ustadz meninggal dunia saat menjelang keberangkatan haji. Pak ustadz belum pernah pergi ke tanah suci, dan tahun lalu berencana ingin berangkat bersama istri, namun Allah SWT sudah lebih dahulu memanggil beliau. Inna liLLahi wa inna ilaihi raa ji ‘uun ….

Hidup pak ustadz Ahmad sangat sederhana, saat mengajar dulu, rumahnya berlantaikan tanah dan jendela kayu dan kawat. Alhamdulillah, banyak cita-cita beliau yang terwujud sekarang: bangunan rumah permanen, ada sekolah TK, Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah. Putra-putri beliau melanjutkan perjuangan dan diantaranya ada yang hafal Al-Qur’an.

Banyak nasihat dari beliau yang teringat hingga sekarang, diantaranya demikian …terbayang bila Pak Ustadz Ahmad menyampaikannya dengan logat Betawi dan ketulusannya …orang yang berilmu bukan orang yang jumlah kitab(buku)nya banyak, kalau orang yang berilmu adalah orang yang jumlah kitabnya banyak, maka orang yang paling berilmu adalah orang yang punya toko kitab ….

Ya Allah ampuni dan rahmatilah Pak Ustadz Ahmad, terangi dan luaskanlah kuburnya … amiin.

Mizan Point


Saat liburan Idulfitri di hari Jum’at, 27 Oktober 2006 lalu, kami sekeluarga berkunjung ke toko buku Mizan Point di Jl. Puri Raya, Cipete. Saya mengetahui toko buku yang bagus ini secara kebetulan saat ada keperluan di daerah Puri Mutiara beberapa hari sebelumnya. Toko bukunya luas dan di buat seperti suasana rumah: ada tempat baca anak-anak, ada taman duduk di luar, juga ada kedai untuk pesan makanan dan minuman sambil membaca buku.


Kami tiba sekitar pukul setengah sebelas siang di sana. Karena waktu shalat Jum’at tiba saya bersama si sulung berangkat ke Masjid, sementara istri menemani si kecil memilih-milih buku.

Makan siang yang disediakan umumnya masakan cepat saji dan berharga sekitar sepuluh ribu rupiah dan minuman jus-nya delapan ribu rupiah. Anak-anak betah berada di sana hingga kami pulang menjelang ‘Ashar.

Tujuan bershaum


Jama’ah shalat Jum’at 3 November 2006 di MM sepertinya tidak sebanyak biasanya, karena masih banyak teman yang masih cuti.
Ada bagian khutbah yang saya tangkap tentang tujuan bershaum. Saat itu khatib menggunakan istilah bershaum daripada berpuasa, mungkin karena kata shaum lebih tepat dari pada puasa. Tujuan berpuasa ada 4 (empat) sesuai dengan Al-Baqarah 2:183-186.

Bila dilihat akhir dari ayat-ayat tersebut:
1.Ayat 2:183 … la’allakum tattaquun : agar kamu bertakwa.
2.Ayat 2:184 … inkuntum ta’lamuun : jika kamu mengetahui. Khatib menyampaikan bahwa agar kita mengetahui.
3.Ayat 2:185 … wala’allakum tasykuruun : supaya kamu bersyukur.
4.Ayat 2:186 … la’allahum yarsyudun : supaya kamu berada dalam kebenaran.

Ada pertanyaan dari khatib: Apakah ada bekas (atsar) setelah bershaum pada diri kita ?

4 November 2006

Execution

Beberapa pekan terakhir jadwal kuliah sangat padat, yang dimaksud dengan kuliah di sini adalah belajar dari tetangga dan teman-teman di universitas hidup. Pertemuan dengan para Satpam di kompleks saat gajian, rapat- mengobrol hingga lewat jam setengah sebelas malam. Sahur –Shalat Shubuh – menghadiri ‘kuliah yang lain’ lain belajar dari pakar-pakar hingga lewat setengah delapan pagi…

Sebagai mahasiswa peserta program matrikulasi atau tingkat persiapan, banyak yang bisa saya pelajari dari sana, namun ilmu yang diperoleh tidak terstruktur … dan diupayakan untuk dikelompokan dengan baik, disimpan dan mudah-mudahan bisa memberi manfaat.

Salah satu mata kuliah menarik adalah tentang eksekusi …bagaimana mempelajari keahlian teman-teman saat membuat konsep, mematangkan rencana dan mengeksekusi-nya … Contohnya pelaksanaan acara 17 Agustus-an, santunan beras untuk Satpam, acara Tarhib Ramadhan yang membutuhkan koordinasi banyak orang ….

Ada iklan dari sebuah lembaga konsultasi Accenture yang bagus dan menarik tentang eksekusi. Sebelumnya saya agak kabur tentang hubungan lembaga ini dengan Andersen Consulting dan Arthur Andersen , tapi di Wikipedia ada info yang lengkap tentang hal tersebut. Secara ringkas sebagai berikut: Accenture dulunya bernama Andersen Consulting dan merupakan divisi dari Arthur Andersen. Setelah ada perselisihan tentang fee yang harus dibayarkan ke Arthur Andersen, divisi konsultasi ini memisahkan diri dan berganti nama menjadi Accenture. Arthur Andersen sekarang sedang jatuh karena beberapa skandal, dan yang terbesar adalah skandal Enron. Sebelumnya karyawan Arthur Andersen ada 25,000 di US dan sekitar 85,000 karyawan sedunia, sekarang menyusut menjadi hanya dua ratus orang saja. Sebaliknya Accenture hingga sekarang masih berjaya.

Ada yang mengatakan bila penggantian nama dari Andersen Consulting ini hanya untuk ‘menyembunyikan’ lembaga konsultasi tersebut dari keterlibatannya dengan skandal Enron, tapi hal itu dibantah…. Wallahu’alam.

Ini dia iklan yang menarik tadi …

There comes a time when execution is more important than theory

Catatan Ramadhan 1427 H


Setelah sebulan lebih tidak menulis di sini, hari ini dimulai kembali ....

Gladi resik

Pada hari Sabtu, 16 September lalu, sepulang menghadiri acara pernikahan teman sekantor sekitar jam satu siang di Simprug , jalan di arteri pondok indah macet. Alhamdulillah, setibanya di rumah saya bisa istirahat sejenak, tapi saat terbangun sore itu ada sekitar dua puluh anak TPA berkumpul di rumah untuk melakukan gladi resik acara Marhaban Ramadhan. Istri sedang melatih tari kelompok anak-anak yang berusia sekitar enam tahun dan guru TPA melatih pembacaan Al-Qur’an untuk kelompok anak-anak yang berusia sekitar sembilan tahun. Untuk kelompok ini setiap anak membaca satu ayat dan terjemahannya. Ayat yang dipilih, surat Al-Mu’minun (23) :1-11, tentang ciri-ciri orang yang beriman.



Bila berdo’a tergesa-gesa ...

Saat acara marhaban di Masjid Al Hakim, saya tidak sempat menyimak dengan baik ceramah H. Toto Tasmara, karena sibuk membuat dokumentasi dan saat ceramah harus pulang dulu karena dipentas ternyata tidak ada tape player, sementara ada TPA yang musik pengiring-nya pakai kaset. Namun, ada isi ceramah yang paling teringat: waktu itu Pak H. Toto ,kurang lebih, melukiskan bila membaca do’a diantara dua sujud harus dihayati, tidak terburu-buru seperti menyanyi rap. Pak Toto menirukan penyanyi rap sambil lengannya diangkat sebahu… orangnya sudah tidak muda, pakai kemeja putih dan sorban putih, berdiri di depan hadirin dan melantunkan irama rap ... pesan beliau yang ini bisa sampai dan mudah diingat …:)

Pada acara ini dilakukan santunan untuk 100 orang jompo dan lebih dari 500 kaum dhuafa di sekitar Kencana Loka.


Alhamdulillah rangkaian acara ceramah, santunan, bazar dan pentas TPA berlangsung dengan lancar.

Seruan untuk berpuasa

Tentang puasa, dalam perjalan pulang kondangan di Simprug, setelah melewati daerah Kebayoran Lama yang macet, istri menyampaikan isi ceramah yang pernah di dengar beliau pekan sebelumnya: Allah SWT memerintahkan berpuasa kepada orang-orang yang beriman agar menjadi orang yang bertaqwa, seperti di surah Al-Baqarah 2:183. Jadi sebelum mengerjakan puasa harus beriman dulu dan kriteria orang yang beriman di antaranya seperti dibacakan anak-anak TPA di atas (surat Al-Mu’minun 23:1-11) … Ya Allah hanya kepadaMu lah aku minta pertolongan …..