30 September 2007

Melunasi Hutang

Pagi hari di Malabar Pangalengan

Pada hari Selasa 13 Ramadhan 1428 H yang lalu, usai acara berbuka puasa bersama ada pembicaraan tentang bagaimana melunasi hutang bila si pemberi hutang dan ahli warisnya tidak ada lagi atau sulit untuk ditemukan.
Berikut ini beberapa pengalaman yang mudah-mudahan bisa diambil hikmahnya:
  • Ada yang menceritakan pengalamannya bila saat kuliah sekitar 20 tahun yang lalu pernah membeli nasi telur di warung sekitar kampus Rawamangun. Sebagai mahasiswa pembayaran bisa ditunda, hingga ada uang untuk membayar. Tetapi saat hendak membayar, warungnya sudah pindah, mungkin sudah kena gusur, sehingga tidak bisa membayar hutang memakan nasi telur ....
  • Ada juga yang mempunyai pengalaman sekitar tahun 90-an membeli dua potong roti di tukang roti yang biasa berkeliling di seputar komplek perumahan. Waktu itu hendak dibayarkan dengan uang sepuluh ribuan, tapi tidak ada kembaliaannya, si tukang roti mempersilahkan dua potong roti itu untuk diambil dulu, karena si tukang roti sering lewat dengan gerobak rotinya yang dikayuh. Setelah beberapa hari ditunggu, si tukang roti tidak pernah lewat lagi, ternyata ada berita bila beliau telah dipanggil Allah SWT dengan mendadak, sehingga hutang mengambil dua potong roti belum sempat terbayarkan ...
Di rubrik tanya jawab sebuah koran pernah dibahas masalah seperti ini dan kalau tidak salah, jawabannya adalah dengan bersedekah yang diniatkan untuk melunasi hutang tersebut... wallahu'alam.

Tidak ada komentar: