Hari ini tanggal 4 Muharam 1428 H.
Almarhum Pak ustadz Ahmad, guru mengaji kami dulu, mengajarkan sebuah pantun tentang ahli ‘ilmu. Pantun ini juga diajarkan di banyak madrasah ibtidaiyah di
Kun ‘aaliman,
Au muta’aliman,
Au mustami’an,
Au muhibban,
Wala takun khaamisan, fatahlak
Artinya :
Jadilah orang berilmu,
Atau orang yang belajar,
Atau orang yang mendengarkan,
Atau orang yang mencintai ilmu,
Dan janganlah menjadi golongan yang kelima, celakalah...
Anak-anak peserta pengajian banyak yang menghafalnya karena sering kali diulang.
Pak ustadz Ahmad menjelaskan dengan logat Betawi beliau yang khas, kurang lebih demikian: jadilah orang berilmu, bila tidak berilmu maka belajarlah, dan bila tidak sanggup belajar, maka jadilah pendengar majelis ilmu. Dulu almarhum pak ustadz Ahmad memberi contoh untuk hal ini dengan anak yang tidak bisa sekolah karena kekurangan biaya, sehingga saat harus mengangon kambing atau mencari rumput, anak ini menyempatkan diri untuk mendengarkan pelajaran dari luar kelas …Bila belum menjadi orang yang berilmu, atau termasuk orang yang belajar, atau mendengarkan maka jadilah orang yang mencintai ilmu. Maksud mencintai ‘ilmu misalnya dengan menghormati orang yang berilmu dan yang sedang belajar, serta memberi kemudahan orang lain untuk belajar. Orang yang mencintai ‘ilmu, akan mendorong anak-anaknya untuk bersekolah. Pantun itu di tutup dengan ‘janganlah menjadi golongan yang kelima’, maksudnya tidak termasuk ke dalam salah satu dari empat golongan sebelumnya : orang berilmu, belajar,mendengarkan atau mencintai ‘ilmu.
Ya Allah, berilah selalu maghfirah dan rahmah Mu kepada Pak Ustadz Ahmad…
Ya Rahman, Luaskan dan terangilah kubur beliau…. Aamiin
3 komentar:
simple .. tapi sangat mengena dan berguna .. thx mas ..
setuju ... terus belajar ....
Pertanyaannya, apakah kita sudah ber ilmu?
Sehingga bisa memeberikan ilmu. Saya masih bisa dibilang hanya mendengarkan ilmu saja...terima kasih ilmunya.
Posting Komentar