16 November 2008
Alhamdulillah
Sudah dua kali pengajian pembacaan tafsir tiap malam Senin di Masjid Al-Hakim. Pengajian ini hanya berupa membaca tafsir yang dimiliki masing-masing jama'ah. Ada tafsir Ibnu Katsir, Jalalain, Al-Azhar dan Al-Mishbah. Peserta pengajian membaca bagian tafsir yang menarik dan dianggap penting, sementara peserta lain mendengarkan. Ada seorang yang bertugas membuat ringkasan dan mencatat bila ada pertanyaan yang belum bisa terjawab yang akan ditanyakan pada ustadz yang ahli.
Pembacaan tafsir ini dimulai dengan surah Al-Fatihah. Berikut ini salah satu bagian dari tafsir yang telah dibacakan:
" Apabila seseorang sering mengucapkan al-hamdu li-llah, maka dari saat ke saat ia selalu akan merasa dalam curahan rahmat dan kasih sayang Tuhan. Dia akan merasa bahwa Tuhan tidak membiarkannya sendiri. Jika kesadaran ini telah berbekas dalam jiwanya, maka seandainya sesekali ia mendapatkan cobaan atau merasakan kepahitan, dia pun akan mengucapkan al-hamdu li-llah bahkan dia akan berucap "Al-hamdu li-llaahi-llazii laa yuhmad 'alaa makruhin siwaah / Segala puji bagi Allah, tiada yang dipuja dan dipuji walaupun cobaan menimpa, selain Dia semata". Kalimat semacam ini terlontar karena ketika itu dia sadar bahwa seandainya apa yang dirasakannya itu benar-benar merupakan malapetaka, namun limpahan karunia-Nya sudah sedemikian banyak, sehingga cobaan dan malapetaka itu tidak lagi berarti dibandingkan dengan besar dan banyaknya karunia selama ini. Di samping itu akan terlintas pula dalam pikirannya bahwa pasti ada hikmah di balik cobaan itu, karena semua perbuatan Tuhan terpuji. " M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jilid I, h.32.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar