10 Februari 2008

Kampoeng Kita

Batik "PUTRA BETAWI"

Beberapa hari yang lalu saya kebetulan menonton siaran percobaan TV Elshinta yang disiarkan sekitar jam 8 malam. Acaranya berjudul Kampoeng Kita yang bercerita tentang beberapa daerah di Jakarta, waktu itu ditayangkan tentang daerah Kuningan. Pada acara tersebut diceritakan tentang sejarah nama Kuningan. Nama tersebut diberikan ketika seorang Pangeran dari Kuningan Jawa Barat memutuskan menetap di tanah Betawi. Salah satu peninggalannya adalah mesjid di antara gedung Pusat Sejarah ABRI dan museum Satria Mandala. Masjid tersebut sekarang tidak begitu terlihat dari Jalan Gatot Subroto, namun ada jalan setapak menuju ke dalam. Prof. Noegroho Notosoesanto (alm) telah menetapkan bila Masjid tersebut adalah bangunan bersejarah. Namun tidak demikian halnya dengan makam Pangeran Kuningan, makam tersebut tergusur dan sekarang menjadi gedung kantor Telkom Gatot Subroto. Atas permintaan warga Betawi, di gedung tersebut sekarang dibuat prasasti yang menunjukkan bila di tempat tersebut dimakamkan Pangeran Kuningan.

Selain sejarah, acara Kampoeng Kita juga menceritakan profil penduduk asli Kuningan. Dulu banyak penduduk yang berjualan buah-buahan dari hasil kebun dan daerah Kuningan terkenal dengan peternakan sapi perah yang masih ada hingga sekarang. Ada gambar yang memperlihatkan sepasang suami istri sedang berziarah ke makam keluarga setelah pulang dari Tanah Suci. Suami istri tersebut sekarang tinggal di pinggiran Jakarta, mereka menyempatkan diri untuk berziarah ke Kuningan, kampung leluhurnya. Dari wawancara sang reporter dengan beberapa penduduk, terlihat kesan bagaimana mereka menjalankan hidup dan menjaga warisan budaya di tengah desakan modernisasi yang pesat.

Tidak ada komentar: