12 Oktober 2008

Menuju Tauhid

Mimbar Al-Hakim

I'tikaf Ramadhan 1429H di Masjid Al-Hakim diikuti oleh sekitar 30 peserta. Beri'tikaf adalah amaliah sunah dan bila lebih diperhatikan latar belakangnya, peserta i'tikaf di Masjid Al-Hakim berasal dari berbagai 'aliran' pemahaman. Salah satunya adalah kelompok Jama'ah Tabligh. Kelompok ini berda'wah mengajak kaum muslimin untuk memakmurkan masjid dengan shalat berjama'ah. Dalam melakukan da'wahnya Jama'ah Tabligh mempunyai aturan yang harus diikuti seperti tidak membahas politik, tidak membuka aib, tidak membicarakan khilafiyah (perselisihan pendapat fiqh), dan tidak membicarakan pangkat, jabatan, serta sumbangan.

Saya mendapatkan keterangan tersebut dari seorang peserta Jama'ah Tabligh yang telah saya kenal, yang sehari-harinya berprofesi sebagai teknisi pembersih AC, dan memperbaiki barang-barang listrik peralatan rumah di sekitar BSD. Usianya sudah tidak muda, mungkin berusia sekitar 50 tahunan, namun sangat gesit dan sangat tulus melayani para jama'ah (berkhidmat). Beliau sering mendapat tugas mencuci peralatan makan para peserta i'tikaf dan peserta buka puasa. Selain ini beliau juga cukup sering bertugas memasak untuk sahur dan dengan kreatifitasnya bisa memasak sisa nasi saat berbuka menjadi nasi goreng yang enak saat sahur. Sisa nasi tersebut ada karena saat berbuka turun hujan lebat, sehingga sedikit tamu yang hadir di Masjid Al-Hakim. Alhamdulillah sumbangan jama'ah untuk keperluan berbuka dan sahur sangat cukup, sehingga ada pengusaha restoran yang rutin menyumbangkan soto, martabak dan tahu goreng, dan ada jama'ah yang membelikan makanan lainnya, serta Masjid Al-Hakim juga menyediakan beberapa karton air minum dan mie kemasan. Bapak tadi juga sigap melayani permintaan pembuatan mie rebus, terutama dari peserta anak-anak yang tidak berselera saat makan sahur.

Bapak tersebut menyampaikan bila saat berda'wah hanya menyampaikan dan mengajak, yang memberi hidayah adalah Allah SWT... ada sebuah rangkaian kata-kata bijak menuju tauhid yang memberi makna kalimat Laa ilaaha illaLlah yang diucapkan oleh beliau ...

Obat tidak menyembuhkan, yang menyembuhkan adalah Allah

Obat menyembuhkan berhajat pada Allah
Allah menyembuhkan tidak berhajat pada obat

Dengan obat bisa sembuh atas izin Allah
Tanpa obat bisa sembuh atas izin Allah

Laa ilaaha iIlaLlaah ...


Makanan tidak mengenyangkan, yang mengenyangkan adalah Allah


Makanan mengenyangkan berhajat pada Allah
Allah mengenyangkan tidak berhajat pada makanan


Dengan makanan bisa kenyang atas izin Allah
Tanpa makanan bisa kenyang atas izin Allah

Laa ilaaha illaLlah ...


Allah Sang Khaliq,Sang Maha Pencipta, selain daripada Allah adalah makhluq atau ciptaan Allah. Apapun yang ada di dunia ini, baik yang disebut dengan leluhur, jin, setan, gunung, bulan, atau planet, semua itu adalah makhluq, semua itu ciptaan Allah...

Mudah-mudahan bermanfa'at .... aamiin

Tidak ada komentar: