28 Februari 2007

Tanpa Penghapus

Menggambar motor antik di Jurank Doank

Beberapa pekan yang lalu saya bersama istri mengantar anak-anak mengikuti sekolah alam di Jurank Doank. Sekolah ini dikelola oleh Dick Doank di daerah Jurang Mangu, Ciputat. Untuk mengikuti sekolah alam ini tidak dipungut biaya dan diselenggarakan tiap hari Ahad, jam delapan pagi. Anak-anak pesertanya cukup banyak, ada sekitar dua ratus hingga empat ratus anak. Di tempat parkir biasanya hanya ada sekitar lima mobil, selebihnya puluhan sepeda motor yang berjajar rapih.

Salah satu kegiatannya adalah menggambar. Dick Doank memberi semangat bila banyak penemuan di dunia yang dimulai dengan menggambar, salah satu contohnya Wright bersaudara yang membuat pesawat terbang pertama. Anak-anak dilatih untuk tidak menggambar obyek yang umum seperti pemandangan dengan gunung dan mataharinya, tetapi obyek yang ditentukan seperti motor antik, wajah teman, telapak tangan dan kaki.
Pada sesi awal ratusan anak dikumpulkan untuk diberi penjelasan tugasnya, selanjutnya dipecah dalam empat kelompok.

Ada satu hal yang menarik di sana: pada saat menggambar tidak boleh menggunakan penghapus! Dick memberi penjelasan bila menarik garis jangan ragu, biarkanlah anak-anak membuat kesalahan dalam arti yang positif. Alhamdulillah, pada hari itu mendapat ilmu …

Dua Ni’mat

Motor antik di Jurank Doank

Dari Ibnu ‘Abbas ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Ada dua ni’mat yang kebanyakan manusia tertipu padanya yaitu kesehatan dan waktu luang”. (Riwayat Bukhari )

Dikutip dari buku Riyadhus Shalihiin, karya Imam an-Nawawi, bab sebelas.

10 Februari 2007

Dapur Umum Al-Hakim

Dapur Umum Al-Hakim

Istilah Dapoer Oemoem mulai dikenal saat jaman perjuangan meraih kemerdekaan RI, istilah ini juga digunakan sekarang saat membantu korban banjir.

Mulai Jum’at, 2 Feb 07, Masjid Al Hakim dipercayakan menjadi koordinator Posko Peduli Banjir Forum Komunikasi Kerukunan Masjid BSD (FK2MB). Bantuan diberikan ke daerah banjir di Jurang Mangu, Pondok Petir, Ciledug dan daerah sekitar Tangerang lainnya.

Alhamdulillah banyak dermawan yang telah menyumbangkan dana, bahan makanan, obat-obatan, meminjamkan kendaraan dan pengemudinya, serta relawan-relawan dari berbagai masjid, mushalla dan majelis ta'lim di BSD yang mencurahkan tenaga dan pikirannya.

Jenis bantuan yang diutamakan berupa makanan yang siap disantap. Untuk ini dibagikan tugas kepada beberapa keluarga: ada yang kebagian memasak nasi, ayam goreng, telur dadar, tempe cincang dan lauk pauk lainnya. Kemudian hasil masakan ini dikumpulkan untuk dibungkus bersama. Alhamdulillah, dengan cara demikian tugas dapat dilakukan dengan lebih ringan dan cepat.

Memotong telur dadar

Selain makanan siap santap,juga diberikan bingkisan berisi biskuit, susu dan mie instant. Sejumlah kotak air mineral, obat-obatan ringan, pembalut, dan diapers juga diberikan.

Pada hari pertama banjir, Jum’at, telah disalurkan 215 nasi bungkus.
Pada hari ke dua, telah disalurkan 285 nasi bungkus.
Pada hari ke tiga , telah disalurkan 886 nasi bungkus, 273 bingkisan.
Pada hari keempat, telah disalurkan 528 nasi bungkus, 538 bingkisan.
Pada hari kelima, telah disalurkan sekitar 700 nasi bungkus.

Pada hari ke lima ini , Selasa 6 Februari 2007, setelah menyalurkan nasi bungkus dan bingkisan di siang hari, ada berita permintaan mendesak setelah shalat Ashar. Seorang ustadz yang biasa mengajar di pengajian BSD mengabarkan bila di daerahnya banyak pengungsi yang belum mendapat bantuan dan sedang kelaparan. Setelah bermusyawarah, diputuskan untuk memasak bahan makanan pada malam itu juga di Masjid Al Hakim. Untuk kompor, selain pinjaman kompor gas rumah tangga, ada pengusaha rumah makan yang meminjamkan sebuah kompor gas besar dan seorang mantan pengusaha martabak yang ikut meminjamkan 2 kompornya. Untuk tambahan, ada beberapa ibu-ibu yang memasak nasi seukuran satu rice cooker di rumahnya masing-masing. Karena terbatasnya waktu, masakan yang sudah siap tidak dibungkus lebih dahulu, tetapi langsung dibawa ke lokasi pengungsi untuk dibagikan di sana malam itu juga. Alhamdulillah, masakan yang dihasilkan cukup untuk sekitar 300 porsi.

Dua Ketua RW Sektor 12 bersama-sama menyiapkan mie rebus

Pada hari keenam, telah disalurkan 1596 nasi bungkus, 210 bingkisan

Pada hari ke tujuh, telah disalurkan 1354 nasi bungkus, 160 bingkisan.
Bantuan masih terus disalurkan karena ada beberapa daerah di Tangerang yang baru terkena banjir pada hari Rabu.

Pada hari ke delapan, telah disalurkan 519 nasi bungkus, 305 bingkisan.

Program selanjutnya adalah bantuan pasca banjir, berupa bantuan kebersihan dan kesehatan serta bantuan seragam dan peralatan sekolah.

Mudah-mudahan banjir cepat surut dan amal para relawan diterima oleh Allah SWT ... amiin

5 Februari 2007

Latihan bersabar

Doc & Mater

Mengemudi di Jakarta perlu banyak bersabar, sejak keluar dari rumah tantangan yang dihadapi sudah muncul, ada mobil angkot yang berhenti memalang di perempatan jalan sehingga menyulitkan pengemudi lain. Selanjutnya di jalan tol Serpong mobil yang menyalip padahal jarak dengan kendaraan sudah sangat dekat. Keluar pintu tol , sudah berhadapan dengan pengemudi motor yang berseliweran kiri dan kanan, bahkan dari arah berlawanan yang seharusnya satu arah atau mobil-mobil yang berbelok bukan pada tempatnya, sehingga menghambat kendaraan di belakangnya dan membahayakan pemakai jalan lainnya, padahal yang melanggar ini mobil-mobil yang bagus. Alhamdulillah saya berangkat ditemani Kang TeeJe yang selalu mengingatkan saya untuk bersabar saat berada di belakang kemudi.

Ada mubaligh yang mengatakan kita cenderung merasa benar bila berada pada kendaraan yang kita tumpangi walaupun kendaraan ini jelas telah melanggar aturan lalu lintas. Contohnya, saat sedang terburu-buru dan menumpang angkutan umum yang ngebut, biasanya penumpang malah senang karena dapat cepat sampai di tujuan :)

Saya teringat dengan Pak Kris salah seorang pengemudi yang sangat sabar, teman beliau yang pernah bersama tinggal di Houston mengakui hal tersebut. Ada komentar beliau tentang pengemudi angkutan umum, kurang lebih demikian : kasihan supirnya duduk tidak dengan nyaman, kepanasan karena tidak ada AC dan duduk diatas bak mesin, sementara itu harus mengejar setoran … mungkin dengan pemahaman seperti ini bisa lebih bersabar mengemudi di Jakarta.

Ya Allah, mudah-mudahan saya selalu dikaruniai kesabaran … amiin

Banjir!

Sungai kecil di Kencana Loka

Hari Jum’at 2 Februari 07 yang lalu, hujan turun sejak malam hari, saya dan Kang TJ berangkat ke tempat kerja. Hari itu saya yang mendapat giliran menjadi sopir. Sekitar 2 km setelah memasuki jalan tol BSD, kendaraan mulai melambat dan akhirnya berhenti, ada banjir di sekitar Jombang dan Pondok Aren. Sedikit demi sedikit, mobil-mobil berputar berbalik arah melalui bahu kanan jalan, ada 4 mobil yang berusaha melalui median jalan tol untuk pindah ke jalur seberang dan akhirnya terperangkap di tengah karena tidak bisa melalui parit yang gembur karena hujan. Alhamdulillah kami bisa keluar dari kemacetan setelah bergerak perlahan selama satu jam.

Banjir di jalan tol ini terjadi sejak sekitar jam satu malam, ada teman yang baru pulang dari tugas di luar kota terpaksa menginap di Masjid Pondok Aren, hingga esok harinya.

Banjir ini termasuk besar karena ada dua blok perumahan BSD yang terendam hingga 60 cm. Kereta antara Serpong dan Jakarta hari itu tidak ada yang beroperasi, jalur tol Kebun Jeruk pada pagi hari masih bisa dilalui, namun sejak siang sudah sangat padat …

Akses internet dari rumah sempat terputus, karena kantor Telkom di Gatot Subroto kebanjiran …

Sepertinya pengelolaan sampah dan banjir belum menjadi prioritas utama pemerintah daerah atau pusat, pekerjaan yang tidak mudah dan tidak populer … tapi akibatnya dirasakan orang banyak … Wallahu’alam