24 Mei 2010

Mu'awidzdzatain

Insya Allah siap untuk berkembang
( lokasi di Pedagang bunga di Taman Kota 2 )

Pengajian rutin tafsir Juz 'Amma di Masjid Miftahul Jannah biasa disampaikan oleh Dr. Amir Feishol. Pada hari Kamis, 2 Rabi'ul Akhir 1431H (18-03-2010) pengajian telah sampai pada akhir Juz 30, surah yang dibahas pada hari itu Al-Falaq dan An-Naas yang juga disebut Mu'awidzdzatain yang berarti Dua surah perlindungan.

Al-Falaq bisa berarti terbelah, membelah malam menjadi siang, membelah biji-bijian menjadi tanaman, membelah pertemuan sel mani dan ovum menjadi manusia. Rabbil-falaq berarti Tuhan dari yang membelah.

Ada sebuah riwayat dari 'Utbah bin Amir r.a. : "Aku diperintahkan oleh Rasulllah SAW untuk membaca Mu'awidzdzatain setelah selesai shalat". Mu'awidzdzatain terdiri dari 11 ayat, yang masing-masing ayat menghancurkan satu buhul sihir. Saya hanya mencatat bahasan beberapa ayat saja, "..min syarri nnaffaatsati fil 'uqad" dari kejahatan orang yang meniup buhul. "...min syarri haasidin idzaa hasad" dari kejahatan orang yang dengki apabila sedang membuktikan kedengkiannya. Pak ustadz menekankan arti kata idzaa hasad, karena menurut beliau bila orang dengki diam saja tidak menganggu, baru membahayakan bila orang dengki tersebut sedang mewujudkan kedengkiannya.

Pada surah Al-Falaq SATU sifat Allah disebutkan untuk berlindung dari EMPAT hal, sementara pada surah An-Naas, TIGA sifat Allah disebut untuk berlindung dari SATU hal. Pada surah Al-Falaq, kita berlindung untuk keselamatan fisik, sementara pada surah An-Naas kita berlindung untuk keselamatan hati, yang lebih sulit dan amat besar bahayanya.

Wallahu'alam ....

Tidak ada komentar: