27 Februari 2010

Ni'mat Ilmu

 
Gedung Perjanjian Linggardjati

Kultum Shubuh Masjid Al-Hakim pada hari Ahad, 22 Shafar 1431H, 07/02/2010, diberikan oleh Ustadz Fiqri Thariq yang menyampaikan pelajaran dari kisah Nabi Sulaiman dan Daud.

Pak Ustadz menyampaikan Surah An-Naml (27):15 "Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambaNya yang beriman". Ada beberapa hal yang bisa dipetik, pertama ni'mat ilmu disebutkan oleh Allah SWT pada ayat tersebut. Pak Ustadz mengatakan bila ni'mat ilmu lebih utama dari ni'mat harta, Nabi Sulaiman AS termasuk nabi yang diberi rizqi berupa harta yang berlimpah, tetapi Allah SWT menyebutkan pada ayat di atas secara khusus tentang karunia berupa ilmu pada Nabi Sulaiman dan ayah beliau Nabi Daud AS.

Hal lain yang bisa dipetik dari ayat Al-Quran di atas, adalah untuk bersyukur atas ni'mat ilmu, Nabi Sulaiman dan Nabi Daud secara ekplisit mengucapkan berupa tahmid atas ni'mat yang diperoleh. Pak ustadz menyarankan untuk mencontohnya dengan bersyukur apabila telah memperoleh ilmu yang disampaikan melalui orang lain. Saat kita bersyukur, pada dasarnya bukan bersyukur pada APA yang telah diperoleh, tetapi pada SIAPA yang memberi. Pak ustadz memberikan ilustrasi sederhana: bila kita diberi hadiah topi oleh ustadz yang sangat terkenal dan terhormat, mungkin topi tersebut sederhana atau berharga murah, tetapi kita bangga mengenakannya karena diberi hadiah oleh ustadz yang terhormat. Semua ni'mat yang ada pada kita, Allah yang maha Suci dan Maha Mulia yang memberikan....

Mudah-mudahan kita menjadi orang yang bersyukur atas semua ni'mat-Nya... aamiiin.

Jiwa Yang Tenang

Bunga Penjual Tanaman Hias, Taman Kota 2

Kultum Shubuh Masjid Al-Hakim pada hari Ahad, 7 Rabi'ul Awwal 1431H, 21/02/2010, diberikan oleh Ustadz Dr. Sofwan Nizhomi yang menyampaikan tentang surga dan sifat-sifat ahli surga.

Kajian dimulai dengan pembahasan akhir surah Al-Fajr : "Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rela lagi diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam kelompok hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku" Al-Fajr (89:27-30).

Kata nafs pada akhir surah ini bisa diterjemahkan dengan jiwa, nafs muthmainah berarti jiwa yang tenang. Kata radhiyah berarti ridho atau senang atau rela, selanjutnya yang istimewa adalah ahli surga tersebut -mardhiyyah yang berarti diridhoi (oleh Allah). Jadi selain ridho,senang,rela, saat memasuki surga, juga mendapat ridho Allah SWT. Pak ustadz memberikan sebuah analogi, orang yang diberi hadiah uang tentu senang, tetapi belum tentu orang yang memberi uang juga senang. Mungkin si pemberi memberikan uangnya karena terpaksa atau hanya ingin bebas dari gangguan si penerima. Tidak demikian dengan pada ahli surga, yang merasa senang, ridho dan Allah pun ridho padanya.

Menurut Ibnu Abbas Karakter Muthmainah ada 6.
1. Aman/selamat dari adzab Allah.
Maksudnya, mengkondisikan diri agar tidak mendapat adzab Allah/menjadi shalih/tidak berbuat sesuatu yang mendapatkan siksa.
2. Bertauhid pada Allah.
3. Bersyukur pada Allah.
4. Shabar terhadap ujian Allah.
5. Jiwa yang menerima ketentuan Allah.
6. Merasa cukup terhadap apa yang diberikan Allah.

Mudah-mudahan kita dapat memiliki jiwa yang tenang...aamin.

13 Februari 2010

Dua Rizqi yang Utama

 
Setitik Air

Pada hari Ahad, 24 Muharam 1431H (10/01/2010) yang lalu, KH Abdullah Gymnastiar (AA Gym) memberikan kuliah dhuha di Masjid Asy-Syarif BSD. Salah satu hal yang disampaikan oleh AA Gym adalah tentang Dua Rizqi yang Utama, yang pertama adalah rizqi berupa keyakinan kepada Allah SWT dan yang kedua adalah  rizqi berupa istiqamah dalam beriman pada Allah SWT.  Bila mendapatkan dua rizqi tersebut, insya Allah yang lain akan mudah.

Beberapa pekan sebelumnya ustadz lain di Masjid Miftahul Jannah dan juga di Masjid Al-Hakim menyampaikan makna yang hampir sama saat membahas Hadits ke 21 Arbain An-Nawawiy.  Bunyi haditsnya seperti berikut:   "Wahai Rasulullah SAW, beritahukanlah kepadaku tentang Islam yang tak akan kutanyakan kepada seorang pun selain engkau" Beliau SAW bersabda,'Katakan,'Aamantu Billah (Aku beriman kepada Allah), kemudian istiqamah-lah'." (H.R. Muslim).

Mudah-mudahan kita menjadi orang yang beriman dan beristiqamah ... aamiiin

Tangkai yang Patah


Pada hari Ahad tiga pekan yang lalu saya belajar teknik foto makro dari beberapa fotografer senior. Obyek-obyek foto makro berjarak sangat dekat dengan kamera dan biasanya berukuran kecil. Tempat untuk praktek fotonya ada di penjual tanaman hias di Taman Kota 2 BSD. Tempatnya tidak jauh dari rumah dan pelajaran foto diberikan dengan gratis :)

Banyak sekali obyek foto yang tersedia, namun saya sangat tertarik dengan sebuah tanaman dengan tangkai yang patah. Agak sulit untuk mengambil gambar seperti yang divisualisasikan, saya mencoba beberapa sudut tapi masih belum mendapatkan gambar yang diinginkan. Ada yang mengatakan, bila sebelum mengambil foto, perlu dipikirkan dulu apa yang ingin dikatakan dengan fotonya ... saya masih belajar teknik foto makro, mungkin foto Tangkai yang Patah ini belum bisa berkata dengan jelas, hanya berbisik dan itu pun masih terbata-bata :) jadi perlu dibantu dengan tulisan ini untuk menyampaikan pesannya ...

Tanaman obyek foto ini berada ditepi jalan setapak, sehingga mungkin karenanya ada sebuah tangkai yang patah karena tertabrak orang yang lewat. Sepertinya tangkai ini sudah cukup lama patah, terlihat sudah menguning dan layu pada bagian yang patah, namun dua kuntum bunga indah yang dihinggapi oleh seekor kumbang, dapat tumbuh padanya. Walaupun sudah patah, menguning dan terlihat layu tetapi sepertinya tangkai tersebut masih dapat menyalurkan sari-sari makanan dari akar ... Subhanallah !

Tangkai yang Patah