21 Februari 2009

Penyakit Sombong dan Dengki

Kebun Teh Pangalengan

Pada hari Kamis, 23 Shafar 1430 H (19-02-2009) Habib Umar mengisi acara pengajian di Masjid Miftahul Jannah. Salah satu hikmah yang disampaikan beliau adalah bila seseorang sombong dan dengki, maka orang tersebut akan jauh dari hidayah Allah.

Pada saat Nabi SAW berda'wah, beberapa orang mengetahui kebenaran apa yang disampaikan oleh Nabi SAW, namun karena merasa dirinya atau kabilahnya lebih tinggi, mereka enggan untuk bersyahadat. Pak Habib Umar mengatakan dengan bahasa Betawi, mereka tidak mau beriman karena 'gengsi'.

Orang yang sombong dan dengki akan sulit menerima masukan (input) dari orang lain. Masukan tersebut mungkin adalah nasihat yang merupakan salah satu jalan hidayah dari Allah SWT ...

Mudah-mudahan kita semua disembuhkan dari penyakit sombong dan dengki ... aamiin

14 Februari 2009

Memperbaiki Diri

Pangalengan

"Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." Al-An'am (6):48

Kuliah Shubuh pada hari Sabtu pagi tadi 28 Shafar 1430H di Masjid Al-Hakim disampaikan oleh Ustadz Fikri Thariq yang menyampaikan keutamaan akhlak Rasulullah SAW.

Ada beberapa kisah yang menunjukkan keutamaan tersebut, di antaranya saat Nabi SAW bersama sahabat bernama Zaid bin Haritsah r.a. memenuhi undangan masyarakat Thaif untuk berda'wah. Ternyata bukan sambutan baik yang Rasulullah SAW terima, penduduk Thaif yang termasuk anak-anak dan para budak berdiri berbaris masing-masing sudah menggenggam batu yang kemudian dilemparkan ke Nabi SAW dan Zaid bin Haritsah r.a. Nabi SAW terluka walaupun Zaid bin Haritsah r.a. sudah berusaha untuk melindungi Beliau SAW.

Setelah menjauhi kota Thaif dan berteduh di sebuah kebun, Rasulullah SAW dan Zaid r.a. yang terluka diberi tawaran oleh malaikat yang mampu mengangkat bukit di sekeliling kota Thaif dan menjatuhkan kepada orang-orang yang telah menyakiti Beliau SAW, namun Rasulullah SAW menolaknya dan menjawab, walaupun sikap penduduk Thaif seperti itu, jangan dibinasakan, mudah-mudahan anak atau cucunya nanti akan menerima Islam. Demikianlah salah satu gambaran akhlak mulia yang berupa kasih sayang Rasulullah SAW pada hamba Allah lainnya.

Pak ustadz Fikri Thariq mengatakan bila pada malam hari sebelum memberikan kuliah Shubuh di Masjid Al-Hakim pagi tadi, beliau memberikan tausiyah di sebuah masjid di Tanah Abang untuk acara peresmian kelompok remaja masjid. Ada hal yang menarik pada acara tersebut, setelah pembacaan ayat suci Al-Qur'an, dilanjutkan dengan pembacaan sari tilawah oleh seorang remaja. Pada saat membaca arti Surah Al-An'am ayat 48, si remaja tidak sanggup melanjutkan karena menangis dan langsung meninggalkan acara. Pak ustadz Fikri Thariq mengatakan bila sesungguhnya yang memberikan da'wah pada malam itu bukan beliau, tetapi remaja tadi. Pak ustadz Fikri juga mengatakan bila sebelumnya beliau tidak hafal ayat tersebut namun setelah peristiwa tersebut jadi menghafalkan dan menelaah kembali maknanya:

"Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." Al-An'am (6):48

Pak ustadz Fikri menekankan tentang makna mengadakan perbaikan (ashlahu) pada ayat tersebut selain beriman. Pada salah satu buku tafsir dituliskan bila yang dimaksud dengan mengadakan perbaikan (ashlahu) pada ayat tersebut adalah memperbaiki diri sendiri dengan bertaubat, serta mengganti sifat dan perbuatan buruknya dengan sifat dan perbuatan baik serta meningkatkan kualitas diri dan lingkungannya.

Mudah-mudahan bermanfa'at ..... aamiin.

11 Februari 2009

Kisah Thalut melawan Jalut

Bunga di rumah orang tua

"Wahai Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran/ketabahan atas diri kami, dan kokohkanlah kaki kami dan menangkanlah kami terhadap orang-orang kafir". Al-Baqarah (2):250

Kuliah shubuh pada hari Ahad tanggal 28 Muharam 1430 H (25-01-2009) di Masjid Al-Hakim disampaikan oleh Ustadz Dr. Anwar yang biasa memberikan kajian tafsir tematik. Pada hari itu beliau membahas tafsir Surah Al-Baqarah ayat 246 hingga 252 yang berisi pelajaran dari kepemimpinan Thalut saat mengalahkan Jalut.

Masa setelah Nabi Musa a.s. wafat dan kemunculan Nabi Daud a.s. ada kekosongan kenabian selama beberapa ratus tahun, saat itu hanya ada beberapa Nabi setempat (lokal) diantaranya bernama Syamwil atau disebut juga Syam'un . Bani Israil meminta pada Nabi Syamwil untuk menunjuk seorang pemimpin, karena ada penguasa yang 'rakus' menjajah daerah yang luas untuk kepentingan kerajaannya sendiri, tetapi Nabi Syamwil mempertanyakan apakah Bani Israil siap untuk berperang bila sudah diwajibkan oleh Allah ? Ternyata setelah diwajibkan berperang banyak Bani Israil yang tidak mau berperang.

Nabi mereka berbicara bila Allah SWT telah mengutus Thalut sebagai pemimpin, tetapi ditolak oleh Bani Israil karena Thanlut dianggap orang miskin, ada riwayat yang menyebutkan bila Thalut adalah seorang tukang kebun. Namun Nabi mereka menyebutkan bila Thalut mempunyai kelebihan Ilmu dan fisik, salah satunya keahlian untuk membuat perkiraan (forecast), mungkin membuat rencana jangka panjang, hingga 10 tahun ke depan. Diriwayatkan pula bila Thalut juga memiliki kelebihan fisik yang mampu mendirikan tembok benteng yang pernah diangkat oleh 80 orang.

Nabi Syamwil mengatakan bila tanda kekuasaan kerajaan Thalut adalah datangnya kotak (Thabut) yang isinya akan memberikan ketenangan. Pada saat kekosongan antara Nabi Musa dan Daud banyak versi Taurat, tetapi Thabut disebutkan sebagai Taurat peninggalan keluarga Nabi Musa yang menegaskan tentang legitimasi kepemimpinan Thalut.

Kebijakan pertama Thalut setelah diangkat sebagai pemimpin adalah melakukan perjalanan bersama pasukannya menuju tempat Jalut yang jauh dan panas. Thalut berpesan pada pasukannya bila nanti melewati sungai, jangan meminum airnya, kecuali satu ciduk. Thalut sebagai pemimpin yang membuat aturan, namun ternyata hanya sedikit dari anggota pasukan yang mengikuti pesan Thalut untuk tidak memuaskan nafsunya dengan minum air sungai sebanyak mungkin. Pasukan yang minum air banyak ini tidak sanggup melanjutkan perjalanan untuk bertempur dengan Jalut. Thalut bersama pasukan yang sedikit ini berdo'a saat menghadapi Jalut dan tentaranya, do'a yang diucapkan : "Rabbana afrigh 'alaina shabrawwatstsabits 'aqdaamana wanshurna 'aalal qaumil kaafirin", " Wahai Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran/ketabahan atas diri kami, dan kokohkanlah kaki kami dan menangkanlah kami terhadap orang-orang kafir".

Thalut bersama pasukannya mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah. Diantara pasukan Thalut ada Daud yang masih belia, namun dapat membunuh Jalut. Sebagian tafsir menyebutkan, karena masih belia, Thalut tetap memimpin selama 10 tahun, hingga Daud menerima hikmah yang berarti kenabian.

Mudah-mudahan bermanfa'at .... aamiin.

7 Februari 2009

Al-Lubaab

Buku Tafsir Al-Lubaab

Salah satu buku tafsir yang dibaca pada pengajian Ahad malam adalah Tafsir Al-Lubaab yang ditulis oleh Pak Ustadz M. Quraish Shihab. Buku tafsir ini berisi tafsir ringkas surah Al-Fatihah dan Juz 'Amma, berbeda dengan kitab Tafsir Al-Misbah yang merupakan tafsir lengkap 30 juz Al-Qur'an.

Ada bagian pelajaran yang dapat dipetik untuk tiap-tiap ayat yang di cetak dalam kotak, sehingga mudah untuk melihat dan membacanya.

Pada kata pengantarnya, Pak Ustadz M. Quraish Shihab menyampaikan bila lubaab berarti isi terdalam dari sesuatu atau pilihan terbaik dari segala sesuatu. Selain itu Pak Ustadz menuliskan " Buku ini bagaikan menghidangkan buah segar yang telah terkupas dan teriris sehingga siap disantap. Namun ia tidak mengenyangkan. Yang ingin memperoleh banyak dan menyenangkan silahkan membaca kitab-kitab tafsir besar baik yang ditulis dalam bahasa Indonesia maupun asing."

Mudah-mudahan bermanfa'at ... aamiin.